EraNusantara – Pemerintah Indonesia menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang cukup ambisius untuk tahun 2026, yaitu sebesar 5,2% hingga 5,8%. Angka ini disepakati setelah pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 tuntas dan mendapat persetujuan Komisi XI DPR RI. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, mencapai target tersebut bukanlah perkara mudah.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (7/7/2025), Sri Mulyani menekankan perlunya upaya keras untuk merealisasikan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut. "Target 5,2-5,8% untuk 2026 membutuhkan kerja keras ekstra," tegasnya. Proyeksi ini, menurut Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Mohamad Hekal, telah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk peluang, risiko, dan kebijakan negara-negara utama. Target ini juga selaras dengan roadmap pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2025-2029.

Strategi pemerintah untuk mencapai target tersebut terbilang komprehensif. Untuk mendorong konsumsi rumah tangga—kontributor terbesar perekonomian—pemerintah akan mempertahankan daya beli masyarakat. Ini akan dilakukan melalui berbagai program bantuan sosial seperti PKH, Kartu Sembako, PIP, KIP Kuliah, dan PBI JKN, yang difokuskan pada kelompok miskin dan rentan. Subsidi energi, program makan bergizi gratis (MBG), dan dukungan UMKM melalui insentif fiskal dan pembiayaan juga akan menjadi prioritas untuk mencegah PHK dan menjaga keberlangsungan usaha.
Dari sisi pengeluaran pemerintah, fokusnya adalah pada belanja produktif dan berkualitas, peningkatan kualitas SDM, penguatan pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial), serta penguatan UMKM. Efisiensi belanja non-prioritas juga akan menjadi perhatian. Sementara itu, untuk menggenjot investasi, pemerintah akan melakukan reformasi struktural guna menciptakan iklim investasi yang kondusif, termasuk penyederhanaan perizinan, kepastian hukum, dan penyediaan infrastruktur. Peran Danantara sebagai super holding BUMN dalam menarik investasi dan mendorong proyek-proyek strategis nasional juga akan dioptimalkan.
Pemerintah juga akan fokus pada ekspor dan impor. Ini mencakup akselerasi investasi berorientasi ekspor, diversifikasi produk dalam negeri untuk menciptakan produk ekspor baru bernilai tambah tinggi, perluasan pasar ekspor, dan perluasan program hilirisasi yang tidak hanya terbatas pada komoditas pertambangan. Semua upaya ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai target yang telah ditetapkan.
Editor: Rockdisc