EraNusantara – Indonesia membutuhkan suntikan dana fantastis untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%! Angka tersebut mencapai US$ 800 miliar atau sekitar Rp 13.360 triliun dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan langsung oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers The Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta.
Airlangga menjelaskan, investasi besar-besaran ini akan difokuskan pada sektor-sektor strategis yang selaras dengan program prioritas Presiden, terutama swasembada pangan dan energi, pengembangan energi terbarukan, serta hilirisasi industri. Kerjasama dengan Rusia menjadi salah satu kunci untuk merealisasikan ambisi tersebut.

Potensi investasi dari Rusia sendiri cukup menjanjikan, terutama di sektor minyak dan gas, teknologi siber, reaktor nuklir modular kecil (small modular reactor), kesehatan, pendidikan, dan pariwisata. Airlangga menambahkan bahwa kerjasama ini sangat strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, dan akan semakin diperkuat dengan dibukanya rute penerbangan langsung antara Moskow dan beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta dan Bali.
Direktur Jenderal Russian Export Center (REC), Veronika Nikishina, menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi eksportir Rusia. Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota baru BRICS, memiliki pengaruh global yang terus berkembang. REC sendiri akan menyelenggarakan misi bisnis di Jakarta pada 14-15 April 2025, yang akan mempertemukan lebih dari 30 perusahaan Rusia dengan para pengusaha Indonesia. Vadim Varaksin, perwakilan REC di Indonesia, menambahkan bahwa misi bisnis ini merupakan langkah penting dalam membuka peluang kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan antara kedua negara. Kolaborasi ini diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya melimpah yang dimiliki kedua negara.
Editor: Rockdisc