EraNusantara – Berita mengejutkan datang dari sektor pertanian Indonesia! Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksikan surplus beras hingga 13,78 juta ton pada periode Januari hingga September 2025. Angka ini didapat dari proyeksi ketersediaan beras mencapai 36,98 juta ton, sementara kebutuhan domestik hanya 23,2 juta ton. Plt Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Nurul Qomariyah, mengungkapkan kabar gembira ini dalam acara Pesta Rakyat 2025 di Jakarta.
Proyeksi surplus ini diperkuat oleh data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memperkirakan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024-2025 mencapai 34,6 juta ton. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN, mengungguli Thailand dan Vietnam. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pun turut memprediksi produksi beras Indonesia mencapai 35,6 juta ton pada tahun 2025.

Keberhasilan ini tak lepas dari upaya pemerintah dalam memperkuat cadangan beras nasional. Perum Bulog, sebagai penyangga utama, telah menyerap gabah setara beras mencapai 2,85 juta ton. Total stok beras nasional saat ini mencapai 3,9 juta ton, angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir dan seluruhnya berasal dari produksi dalam negeri tanpa impor.
Dampak positifnya pun terasa nyata. Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat signifikan, dan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan I 2025 mencapai 10,52% secara year-on-year (YoY), angka tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan ini menunjukkan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. Ke depan, pemerintah akan terus fokus pada penguatan cadangan beras untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan nasional.
Editor: Rockdisc