EraNusantara – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan tanggapan terkait penempatan dua warga negara asing (WNA) pada posisi strategis di jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kedua WNA tersebut adalah Balagopal Kunduvara yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, serta Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi. Luhut meyakini bahwa kehadiran tenaga ahli dari mancanegara ini akan membawa dampak positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan perusahaan.
Luhut menjelaskan bahwa pengalaman dari perusahaan patungan (joint venture) yang melibatkan modal asing menunjukkan adanya peningkatan transparansi dalam pengelolaan. "Begitu ada joint venture dengan perusahaan asing, pastilah manajemennya itu transparan, dan boleh orang asing jadi ikut manajemennya. Seperti sekarang Garuda, kita lihat ada orang asing jadi manajemen di bawah. Itu akan membuat kita lebih transparan," ujar Luhut dalam acara yang membahas satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Lebih lanjut, Luhut menambahkan bahwa transparansi ini akan berdampak positif pada efisiensi perusahaan, terutama saat Garuda Indonesia melakukan Initial Public Offering (IPO). Sistem yang transparan akan memaksa perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan tidak mudah diintervensi oleh pihak-pihak tertentu. Dengan efisiensi yang meningkat, Luhut optimis bahwa Return on Asset (ROA) Garuda Indonesia dapat mencapai target ambisius yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu sebesar 7,5%. ROA sendiri merupakan indikator penting yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari seluruh aset yang dimilikinya.
Sebelumnya, keberadaan WNA di jajaran direksi Garuda Indonesia sempat menjadi sorotan publik. Namun, Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Pandu Patria Sjahrir, menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai upaya untuk meniru praktik terbaik dari maskapai-maskapai besar dunia yang sukses karena membuka diri terhadap talenta global.
Pandu mencontohkan maskapai Emirates yang sebagian besar direksinya berasal dari luar negeri. Ia juga menyebut Air New Zealand yang berhasil mencatatkan keuntungan dua kali lipat dibandingkan Garuda Indonesia dengan mayoritas direksi yang bukan berasal dari Selandia Baru. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan tenaga ahli asing dapat membawa perspektif baru dan strategi inovatif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Langkah ini diharapkan dapat membawa Garuda Indonesia menuju era baru yang lebih transparan, efisien, dan menguntungkan.
Editor: Rockdisc