EraNusantara – Bayangkan angka Rp 3.050 triliun. Itulah kontribusi sektor perumahan terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2024, menurut kajian Housing Finance Center BTN yang menggunakan Tabel Input-Output Nasional 2020. Angka fantastis ini mengungkap peran strategis sektor perumahan yang selama ini mungkin luput dari perhatian banyak orang. Bagaimana sektor ini bisa menghasilkan dampak sebesar itu? Jawabannya ada di tangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa sektor perumahan memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang luar biasa. Bukan hanya soal membangun rumah, tetapi juga melibatkan rantai pasok yang luas, mencakup lebih dari 185 sektor turunan. Mulai dari industri material bangunan, logistik, jasa konstruksi, hingga sektor informal turut merasakan dampak positifnya. "Rp 3.050 triliun bukan sekadar angka, tetapi bukti nyata betapa strategisnya sektor perumahan dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional," tegas Nixon dalam keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).

Kontribusi terbesar, menurut Nixon, berasal dari sektor industri pengolahan bahan bangunan, jasa konstruksi, perdagangan, transportasi, dan jasa keuangan. BTN sendiri berperan aktif dalam mendorong ekosistem ini melalui berbagai inovasi pembiayaan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), KPR Mikro, pembiayaan konstruksi, dan penguatan ekosistem perumahan terintegrasi. "Kami tidak hanya membangun rumah, tetapi juga menghidupkan sektor-sektor pendukung agar terus tumbuh," tambahnya.
Lebih dari sekadar angka ekonomi, sektor perumahan juga menyerap tenaga kerja hingga 12,5 juta orang pada tahun 2024. Hal ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan konsumsi domestik dan kesejahteraan masyarakat. "Saat kita memperkuat sektor perumahan, kita sejatinya sedang membangun pondasi masa depan ekonomi bangsa," tegas Nixon.
BTN, sebagai mitra utama pemerintah dan developer, terus berupaya memperluas akses KPR. Pada kuartal I 2025, penyaluran KPR BTN mencapai Rp 286,5 triliun, tumbuh 7,8% secara tahunan. Rinciannya, KPR subsidi mencapai Rp 179,70 triliun (naik 7,6%), sementara KPR nonsubsidi tumbuh 8,1% menjadi Rp 106,80 triliun. Ke depan, BTN akan terus berinovasi dengan memperluas akses KPR, memperkuat tenaga penjual, memperluas jaringan Sales Center, dan memperkuat kolaborasi dengan developer dan pemerintah.
Dengan kontribusi Rp 3.050 triliun pada tahun 2024, sektor perumahan terbukti menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan melampaui kontribusi banyak sektor lainnya. BTN optimistis dapat terus berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui perluasan akses kepemilikan rumah dan pemerataan pembangunan.
Editor: Rockdisc