EraNusantara – Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz sebagai balasan atas serangan Israel telah mengguncang dunia. Pernyataan Komandan Garda Revolusi Iran, Sardar Esmail Kowsari, yang menyebut penutupan selat tersebut sedang dipertimbangkan, memicu kekhawatiran akan dampak ekonomi global yang dahsyat. Kowsari menegaskan, Iran akan memberikan respons terbaik dan tegas, dengan tindakan militer hanya sebagai sebagian dari respons menyeluruh. Pernyataan ini dikutip dari eranusantara.co, Senin (16/6/2025).
Selat Hormuz, jalur strategis yang dilalui 20% minyak dunia, terutama untuk Eropa, memiliki peran vital dalam perdagangan global. Pakar keamanan Claude Moniquet memaparkan empat skenario mengerikan jika Iran benar-benar memblokade selat tersebut:

Pertama, lonjakan harga minyak yang tak terkendali. Penutupan Selat Hormuz akan menyebabkan kelangkaan minyak mentah dan gas alam cair (LNG) yang diimpor Eropa dari negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Hal ini akan memicu inflasi global yang signifikan dan mengganggu stabilitas ekonomi dunia.
Kedua, guncangan ekonomi global yang dahsyat. Kenaikan harga minyak akan berdampak pada seluruh sektor ekonomi. Industri manufaktur, transportasi, dan pertanian akan terpukul keras. Pasar saham akan bergejolak, dan volatilitas ekonomi global akan meningkat drastis.
Ketiga, eskalasi konflik militer. Blokade Selat Hormuz berpotensi memicu konfrontasi militer antara Iran dengan Amerika Serikat, angkatan laut Uni Eropa, dan negara-negara Teluk. Konflik ini berisiko meluas menjadi perang regional yang lebih besar dan berbahaya.
Keempat, kelumpuhan perdagangan global dan biaya transportasi yang meroket. Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran utama dunia. Penutupan selat ini akan menyebabkan penundaan pengiriman barang-barang penting, termasuk bahan baku, elektronik, dan barang konsumsi. Biaya pengiriman akan melonjak tajam akibat premi asuransi yang meningkat, membebani bisnis dan konsumen di seluruh dunia.
Ancaman Iran ini bukan sekadar retorika. Dampaknya yang potensial terhadap ekonomi global dan stabilitas regional sangat serius dan patut diwaspadai. Dunia internasional perlu segera mencari solusi diplomatis untuk mencegah terjadinya skenario terburuk.
Editor: Rockdisc