EraNusantara – Wacana negara memiliki aplikasi ojek online (ojol) sendiri tengah mengemuka. Gagasan ini muncul sebagai respons atas permasalahan kesejahteraan pengemudi dan dominasi perusahaan swasta yang dinilai kurang memperhatikan aspek sosial. Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, menyatakan bahwa fokus pemerintah selama ini lebih tertuju pada perusahaan aplikasi, bukan pada kesejahteraan para pengemudi yang statusnya masih sebagai mitra, bukan pekerja.
"Jika negara mengakui pengemudi ojol sebagai pekerja, maka aplikasi milik negara menjadi solusi ideal untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima eranusantara.co. Ia menambahkan, dengan aplikasi milik negara, potongan biaya bagi pengemudi dapat ditekan hingga maksimal 10%, jauh lebih rendah daripada potongan yang mencapai lebih dari 20% saat ini.

Pandangan senada disampaikan Sony Sulaksono Wibowo, Dosen Program Studi Teknik Sipil ITB. Ia membandingkan penanganan angkutan private hiring di Malaysia dan Indonesia. Di Malaysia, pengemudi diakui sebagai pekerja dengan standar gaji yang dijamin pemerintah, berbeda dengan Indonesia yang fokusnya justru pada perusahaan aplikasi. "Akibatnya, pemerintah kesulitan melindungi pengemudi secara langsung, dan tuntutan mereka seringkali tak terpenuhi karena bergantung pada kemauan perusahaan aplikasi," jelas Sony.
Lebih lanjut, Sony memaparkan sejumlah keuntungan jika Indonesia memiliki aplikasi ojol milik negara. Pertama, pemerintah akan memiliki data akurat jumlah pengemudi, memudahkan pengaturan pajak dan kesejahteraan. Kedua, pengawasan terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat menjadi lebih terkontrol, sehingga kebijakan yang dibuat lebih tepat sasaran. Ketiga, seleksi pengemudi bisa lebih ketat, memastikan keseimbangan antara jumlah pengemudi dan permintaan pasar. Keempat, pemerintah dapat memberikan pembinaan rutin terkait keselamatan berkendara dan etika pelayanan. Kelima, dan yang terpenting, prioritas aplikasi ini adalah kesejahteraan pengemudi dan kemudahan masyarakat, bukan semata profit.
Kesimpulannya, wacana aplikasi ojol milik negara menawarkan solusi yang menarik untuk mengatasi permasalahan yang selama ini membayangi sektor transportasi online di Indonesia. Namun, tentu saja, perlu kajian mendalam dan perencanaan matang untuk merealisasikannya.
Editor: Rockdisc