EraNusantara – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan pariwisata Bali. Meskipun sektor ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, pertumbuhannya yang pesat justru memicu sejumlah masalah serius yang mengancam keberlanjutannya. Bukan hanya soal angka pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga kesejahteraan masyarakat Bali yang terdampak.
Luhut, dalam unggahan Instagram pribadinya, menyinggung percakapannya dengan Carolyn Turk, Direktur World Bank untuk Indonesia. Carolyn menekankan bahwa menarik wisatawan saja tidak cukup, tanpa adanya upaya serius dalam membenahi berbagai permasalahan yang ada di Bali. Hal ini penting mengingat posisi Bali sebagai destinasi wisata utama Indonesia di mata dunia.

Bersama Menteri Pariwisata dan Menteri Investasi/Hilirisasi, Luhut menggelar rapat membahas strategi pengelolaan pariwisata Bali yang lebih berkelanjutan. Kajian DEN menunjukkan pertumbuhan ekonomi Bali yang signifikan pasca pandemi, didorong oleh membanjirnya wisatawan mancanegara. Namun, di balik angka pertumbuhan yang menggiurkan ini, tersimpan tantangan besar berupa kelebihan wisatawan (overtourism) di beberapa wilayah seperti Canggu, Kuta, dan Ubud, timbunan sampah yang tak terkendali, dan kemacetan yang parah.
Lebih jauh lagi, Luhut menyoroti peningkatan pelanggaran yang dilakukan wisatawan asing, mulai dari penyalahgunaan visa hingga pelanggaran izin tinggal. Hasil audit BPKP pun mengungkap banyaknya penyalahgunaan izin usaha penanaman modal asing (PMA), termasuk pemberian izin UMKM untuk usaha modal asing yang melanggar hukum. Sekitar 39,7% usaha asing di Bali bahkan tidak memenuhi persyaratan hukum, merugikan UMKM lokal.
DEN dan Bank Dunia tengah menyiapkan studi komprehensif untuk merancang pengelolaan pariwisata yang lebih baik. Langkah jangka pendek yang diusulkan meliputi perbaikan sistem perizinan OSS, penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran wisatawan, pengelolaan sampah terintegrasi, dan pengembangan transportasi publik. Luhut berharap pertemuan tersebut dapat memperkuat kolaborasi antar sektor, agar pariwisata Bali tidak hanya menghasilkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat dan menjaga reputasi Indonesia di kancah pariwisata internasional.
Editor: Rockdisc