EraNusantara – Ribuan kontainer berisi udang ekspor asal Indonesia saat ini sedang mengalami antrean panjang untuk mendapatkan sertifikasi bebas Cesium-137 (Cs-137). Sertifikasi ini menjadi krusial sebagai syarat utama agar produk udang Indonesia dapat menembus pasar Amerika Serikat (AS).
Kondisi ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Saut P. Hutagalung, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI. Saut menjelaskan bahwa sejak ditemukannya kasus paparan radioaktif pada produk udang Indonesia, belum ada satupun kontainer udang yang berhasil diekspor ke AS. Padahal, ekspor perdana udang bersertifikat bebas Cesium-137 telah dilakukan pada 31 Oktober 2025 lalu.

"Saat ini ada sekitar 1.100 kontainer udang yang mengantre untuk proses sertifikasi. Kami mengapresiasi pemerintah atas kerja kerasnya sehingga dalam waktu singkat, industri bersama pemerintah mampu memenuhi persyaratan sertifikasi ini," ujar Saut di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).
Proses pemindaian setiap kotak udang dalam kontainer dilakukan satu per satu sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh US Food and Drug Administration (US FDA). Saut menjelaskan bahwa satu kontainer membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk dipindai secara menyeluruh.
"US FDA mensyaratkan pemindaian setiap kotak udang secara individual. Dengan SOP US FDA, satu kontainer membutuhkan waktu enam jam, yang berarti hanya satu kontainer yang dapat diproses per hari. Bayangkan, Indonesia memiliki 17 ribu kontainer, dan saat ini ada 1.100 yang mengantre," jelasnya.
Lebih lanjut, Saut mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada satu laboratorium uji bebas Cesium-137 milik BRIN yang telah terverifikasi oleh US FDA. Sementara itu, tiga laboratorium swasta lainnya masih menunggu persetujuan dari US FDA.
"Masalah utama saat ini adalah Indonesia hanya memiliki satu laboratorium uji Cesium, yaitu di BRIN. Sebenarnya ada tiga laboratorium lain yang mampu melakukan pengujian, tetapi US FDA belum menyetujuinya," terang Saut.
Meskipun ketiga laboratorium tersebut telah memenuhi akreditasi ISO 17025, pelaku usaha enggan mengambil risiko dan memilih untuk menunggu persetujuan dari US FDA. AP5I berharap pertemuan virtual dengan US FDA yang dijadwalkan pada hari Kamis ini dapat membuahkan hasil positif terkait persetujuan ketiga laboratorium tersebut.
Editor: Rockdisc