EraNusantara – Upacara peringatan HUT RI ke-78 di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta, Minggu (17/8), menyajikan pemandangan yang tak biasa. 80 kapal perikanan berjajar rapi, bukan sekadar pajangan, melainkan simbol kuat peran nelayan dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia. Lebih dari itu, kehadiran armada tersebut menyimpan rahasia di balik upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, dalam keterangan tertulisnya (17/8/2024) menjelaskan, partisipasi 80 kapal tersebut bukan hanya demonstrasi kekuatan, tetapi juga cerminan sinergitas dan solidaritas sektor perikanan dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian nasional. "Laut adalah jantung perekonomian dan sejarah Indonesia," tegas Latif. Kehadiran kapal-kapal tersebut, menurutnya, menunjukkan komitmen nelayan dan pelaku usaha perikanan dalam menjaga kedaulatan laut dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

KKP, lanjut Latif, berkomitmen mendukung enam program prioritas Presiden, selaras dengan konsep ekonomi biru. Salah satu fokus utamanya adalah kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota. Langkah ini, diyakini Latif, akan menjaga kesehatan ekosistem laut untuk generasi mendatang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kelautan dan perikanan yang merata dan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar upacara bendera, acara ini diharapkan menjadi momentum penguatan persatuan dan penegasan identitas Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat. "Kami ingin masyarakat memahami bahwa laut bukan hanya sumber daya, tetapi juga representasi semangat kebangsaan," pungkas Latif. Kehadiran 80 kapal tersebut menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan nelayan, sekaligus menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Apakah ini awal dari babak baru kesejahteraan nelayan Indonesia? Kita tunggu saja perkembangannya.
Editor: Rockdisc