EraNusantara – Konflik antara Israel dan Iran berpotensi menimbulkan guncangan besar bagi perekonomian Amerika Serikat (AS). Kenaikan harga minyak akibat konflik di Timur Tengah menjadi perhatian utama, sebagaimana diungkapkan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Jerome Powell. Meskipun Powell menyatakan bahwa lonjakan harga energi biasanya bersifat sementara, beberapa ekonom justru memprediksi dampak yang jauh lebih signifikan dan berkepanjangan terhadap ekonomi AS.
Powell mengakui potensi kenaikan harga minyak, namun menekankan bahwa ekonomi AS saat ini lebih kuat dan kurang bergantung pada minyak impor dibandingkan era 1970-an, saat krisis minyak memicu inflasi besar-besaran. Pernyataan ini berbeda dengan pandangan ekonom dari JPMorgan dan ING.

James Knightley, Kepala Ekonom Internasional di ING, mengungkapkan kekhawatirannya akan penutupan Selat Hormuz. Penutupan jalur pengiriman minyak vital ini dapat menyebabkan lonjakan tajam harga energi dan berdampak langsung pada konsumen AS. Hal senada juga diungkapkan Ellen Zentner, Kepala Strategi Ekonomi Morgan Stanley, yang memprediksi perlambatan ekonomi AS akibat kenaikan harga minyak dan tarif impor. Kenaikan ini, menurut Zentner, akan menekan daya beli rumah tangga dan berpotensi memperlambat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Lembaga Informasi Energi AS (EIA) menegaskan pentingnya Selat Hormuz sebagai jalur pengiriman minyak utama dunia, dengan rata-rata 20 juta barel minyak per hari melintasinya. Alternatif pengalihan jalur pengiriman minyak yang terbatas semakin memperkuat potensi dampak negatif dari konflik tersebut.
Para ekonom juga memperingatkan bahwa dampak kenaikan harga barang akibat tarif impor, meskipun belum terlihat jelas dalam laporan inflasi resmi, akan segera terlihat. Situasi ini mengingatkan pada dampak perang Rusia-Ukraina yang memicu lonjakan harga gas dan inflasi global. Kenaikan harga minyak dan bensin akibat konflik Israel-Iran berpotensi memperparah situasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS lebih dalam lagi. Dengan demikian, dampak konflik Israel-Iran terhadap ekonomi AS patut diwaspadai dan memerlukan pemantauan ketat.
Editor: Rockdisc