EraNusantara – Indonesia dan Hong Kong semakin mempererat hubungan dagang. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso secara terbuka mendukung rencana Hong Kong untuk bergabung dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Dukungan ini menjadi sinyal positif bagi penguatan kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Pertemuan bilateral antara Mendag Budi dan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Algernon Yau, menjadi momentum penting. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela Rangkaian Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC Economic Leaders Meeting) di Gyeongju, Korea Selatan.

"Indonesia menyambut baik rencana Hong Kong untuk bergabung dalam perjanjian RCEP. Kami percaya RCEP memiliki prinsip regionalisme terbuka yang mendukung sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, inklusif, dan terbuka," ujar Mendag Budi, menegaskan komitmen Indonesia terhadap kerja sama regional.
RCEP, yang beranggotakan 15 negara (10 negara ASEAN dan 5 mitra ASEAN), menjadi platform strategis untuk meningkatkan integrasi ekonomi di kawasan. Selain Hong Kong, beberapa negara lain seperti Srilanka, Bangladesh, dan Chile juga telah mengajukan permohonan untuk bergabung.
Sekretaris Yau menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia terhadap aksesi Hong Kong ke RCEP. Ia juga menyatakan komitmennya untuk mendorong investasi dan pariwisata Hong Kong ke Indonesia, membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Data perdagangan menunjukkan tren positif dalam hubungan ekonomi Indonesia dan Hong Kong. Pada periode Januari-Agustus 2025, total perdagangan mencapai US$ 3,50 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar US$ 1,43 miliar. Pada tahun 2024, total perdagangan mencapai US$ 5,74 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar US$ 2,62 miliar.
Produk ekspor unggulan Indonesia ke Hong Kong meliputi batu bara, gas petroleum, pupuk mineral atau kimia, akumulator listrik, serta monitor dan proyektor. Sementara itu, impor utama Indonesia dari Hong Kong meliputi sirkuit elektronik terpadu, minyak petroleum, telepon, karet sintetis, dan polimer propilena.
Dengan dukungan Indonesia terhadap aksesi Hong Kong ke RCEP, diharapkan hubungan ekonomi kedua negara akan semakin erat dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi masing-masing.
Editor: Rockdisc