EraNusantara – Potensi ekonomi syariah Indonesia ternyata luar biasa! Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini mengungkapkan bagaimana sektor ini mampu menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi nasional, bahkan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Dalam Sarasehan Ekonom Islam Indonesia yang digelar Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Kamis (15/5), Airlangga menekankan pentingnya penguatan sektor halal sebagai pilar utama pembangunan ekonomi.
Indonesia, menurutnya, telah memiliki regulasi khusus produk halal, bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun sistem halal nasional yang kuat dan kompetitif di kancah global. "Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang yang memberikan kemudahan bagi UMKM, sertifikasi halal gratis dan memberikan wewenang self-assessment, serta mewajibkan transparansi komposisi produk untuk memastikan kehalalannya," jelas Airlangga dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut, Airlangga memaparkan bahwa sektor makanan dan minuman halal kini menyumbang hampir 40% dari total aktivitas ekonomi nasional. Pemerintah juga memberikan kemudahan berupa sertifikasi halal gratis, sebuah terobosan signifikan mengingat sebelumnya UMKM harus menanggung biaya dan proses yang rumit. Kini, dengan kebijakan pro-UMKM, prosesnya disederhanakan melalui deklarasi mandiri dan transparansi komposisi produk.
Indonesia memang memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi syariah global. Dengan jumlah penduduk muslim mencapai 245,97 juta jiwa pada 2024 dan kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB sebesar 46,71% di tahun yang sama, sektor ini terbukti menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi riil. Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report 2023/2024, Indonesia bahkan menempati peringkat ke-3 dalam Global Islamic Economy Indicator. Insentif dan kebijakan pemerintah yang mendukung UMKM jelas menjadi kunci keberhasilan ini. Dengan dukungan yang tepat, ekonomi syariah Indonesia siap untuk terbang lebih tinggi.
Editor: Rockdisc