EraNusantara – Kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, ke Istana Kepresidenan Jakarta Pusat untuk bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Jumat (16/5/2025), telah memicu spekulasi. Pertemuan tersebut, menurut keterangan Lutong kepada eranusantara.co, membahas potensi perluasan kerja sama bilateral antara Indonesia dan China di berbagai sektor. Lebih dari sekadar basa-basi diplomatik, pertemuan ini menyimpan potensi kerjasama ekonomi yang signifikan.
Tahun ini menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China. Kerja sama yang telah terjalin selama ini mencakup investasi, pangan, energi, industrialisasi hilir, konektivitas, budaya, dan pendidikan. Namun, Lutong mengindikasikan adanya rencana besar di masa depan. Ia menyebutkan akan ada lebih banyak kunjungan tingkat tinggi antara pemerintah kedua negara dalam waktu dekat untuk merealisasikan kerja sama bilateral yang lebih konkret.

"Ada banyak pertukaran kunjungan, kunjungan tingkat tinggi antara kedua negara dan banyak potensi kerja sama di berbagai bidang. Ada banyak hal yang bisa dinantikan dalam beberapa minggu ke depan," ungkap Lutong kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan.
Yang menarik, saat ditanya mengenai kemungkinan pertemuan Prabowo dengan Presiden China Xi Jinping, Lutong hanya memberikan sedikit bocoran. Ia menekankan hubungan kuat antara kedua pemimpin, bahkan menyebut telah terjadi dua kali pertemuan antara Prabowo dan Xi Jinping tahun lalu, sebelum Prabowo menjabat sebagai Presiden.
"Saya pikir ada banyak hubungan antara kedua presiden, ikatan pribadi yang sangat kuat di antara mereka. Sebenarnya, tahun lalu, mereka bertemu dua kali dan banyak kesimpulan yang dihasilkan dari kunjungan itu, dari pertemuan-pertemuan itu, dan mereka juga tetap menjalin hubungan yang sangat dekat," jelas Lutong. Ia menambahkan bahwa komunikasi tetap terjalin melalui surat dan percakapan langsung.
Lutong meyakini hubungan personal yang erat antara Prabowo dan Xi Jinping akan menjadi kunci penguatan hubungan bilateral kedua negara. "Saya pikir hubungan pribadi antara kedua presiden selalu menjadi aset yang kuat dalam kemitraan ini, dan kami akan terus membangunnya," tegasnya. Apakah ini pertanda akan datangnya investasi besar-besaran dari China ke Indonesia? Ataukah ada rencana strategis lain yang tersimpan di balik pertemuan ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Editor: Rockdisc