EraNusantara – Gunung es kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam industri otomotif global. Dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, tak tinggal diam. Mereka menyiapkan strategi jitu untuk menghindari pukulan telak dari tarif impor tinggi tersebut. Langkah apa yang mereka siapkan? Simak selengkapnya!
Berdasarkan laporan eranusantara.co yang mengutip Reuters (15/4/2025), Honda sedang mempertimbangkan langkah besar: menggeser sebagian produksi mobil dari Meksiko dan Kanada ke Amerika Serikat. Bukan hanya itu, mereka juga berencana meningkatkan produksi kendaraan di AS hingga 30% dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Tujuannya jelas: mencapai produksi lokal hingga 90% untuk menghindari jeratan tarif Trump yang mencapai 25% dari Kanada dan Meksiko.

Laporan dari Nikkei yang dikutip Reuters menyebutkan, Honda tengah melirik kemungkinan pemindahan produksi SUV CR-V dari Kanada dan SUV HR-V dari Meksiko ke AS. Untuk mendukung peningkatan produksi, Honda bahkan mempertimbangkan untuk menambah jumlah pekerja dan mengoperasikan pabrik dengan sistem tiga shift, bukan dua shift seperti sebelumnya. Meskipun demikian, Honda sendiri masih enggan berkomentar resmi terkait rencana tersebut.
Sementara itu, Nissan mengambil pendekatan berbeda. Mereka memilih untuk memangkas produksi, khususnya model SUV Rogue yang laris manis di pasar AS. Sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters menyebutkan, Nissan berencana mengurangi produksi Rogue hingga 13.000 unit. Pemangkasan produksi ini akan dilakukan di pabrik Kyushu, Jepang.
Dalam pernyataan sebelumnya, Nissan menyatakan sedang melakukan peninjauan menyeluruh terhadap jalur produksi dan rantai pasokan untuk mencari solusi terbaik menghadapi kebijakan tarif Trump. Mereka menekankan komitmen untuk beradaptasi dengan perubahan pasar sambil tetap menjaga tenaga kerja dan kapasitas produksi. "Pendekatan kami akan bijaksana dan terencana dalam menghadapi dampak langsung dan jangka panjang," tegas perusahaan.
Pertempuran strategi antara raksasa otomotif dan kebijakan proteksionis AS ini patut kita cermati. Bagaimana kelanjutannya? Kita tunggu saja babak selanjutnya.
Editor: Rockdisc