EraNusantara – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Yandri Susanto, baru-baru ini mengungkapkan strategi ambisius untuk mempercepat digitalisasi desa di Indonesia. Dalam pertemuannya dengan Delegasi China Investment Association Overseas Investment Union (CIAOIU) di Jakarta, Kamis (18/9/2025), Mendes Yandri memaparkan 12 rencana aksi yang meliputi berbagai sektor, mulai dari digitalisasi desa hingga hilirisasi produk pertanian. Salah satu poin penting yang diungkap adalah potensi kolaborasi besar dengan Tiongkok untuk mengatasi tantangan digitalisasi di lebih dari 75.000 desa di Indonesia.
Yandri menekankan bahwa pengawasan dana desa yang masih manual dan tradisional menjadi kendala utama. Padahal, dana desa yang digelontorkan pemerintah pusat sejak 2015 hingga 2025 mencapai angka fantastis Rp 680,68 triliun. Angka ini telah berhasil mendorong kemajuan di 20.503 desa mandiri dan 23.578 desa maju. Namun, masih ada sekitar 9.375 desa tertinggal dan sangat tertinggal yang membutuhkan perhatian serius.

Kolaborasi dengan Tiongkok, menurut Mendes Yandri, sangat krusial. Teknologi canggih Tiongkok dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai guna produk desa, mengubah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap dipasarkan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini sejalan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Indonesia dari desa dan dari bawah guna pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Presiden CIAOIU, Liu Xiongying, dalam sambutannya menyampaikan optimisme atas potensi kerja sama ini. Ia meyakini bahwa kerja sama erat antara Indonesia dan Tiongkok akan mendorong pembangunan yang lebih inklusif dan berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan global.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk perwakilan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok dan Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, seperti teknologi, pertambangan, energi terbarukan, dan logistik. Delegasi CIAOIU juga akan melakukan kunjungan lapangan ke Desa Ciasem Baru, Subang, Jawa Barat, dan Desa Wargasara, Serang, Banten, untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Langkah ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Kerja sama ini bukan hanya sekadar transfer teknologi, tetapi juga sebuah upaya untuk membangun masa depan desa Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Dengan dukungan teknologi dan investasi dari Tiongkok, Indonesia berharap dapat mempercepat pembangunan desa dan mencapai target pengentasan kemiskinan.
Editor: Rockdisc