EraNusantara – Pertemuan panas antara Menko Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, di Washington DC, Kamis (24/4), mengungkap manuver diplomasi ekonomi yang menarik. Lebih dari sekadar negosiasi tarif, pertemuan ini ternyata bagian dari strategi besar yang digagas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk meredakan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Airlangga, didampingi Sri Mulyani dan Mari Elka Pangestu, bernegosiasi keras untuk menurunkan tarif impor 32% yang dibebankan AS terhadap produk Indonesia.
Dalam unggahan Instagram resminya, Airlangga menegaskan kembali posisi Indonesia yang telah disampaikan kepada USTR dan Secretary of Commerce sebelumnya. Namun, yang lebih menarik adalah misi khusus yang diembannya, sesuai arahan langsung dari Prabowo. Airlangga tak hanya bernegosiasi tarif, tetapi juga fokus pada penyeimbangan neraca perdagangan AS-Indonesia, mencari solusi "fair and square" sesuai visi Prabowo.

Strategi ini tak hanya berfokus pada penurunan tarif. Airlangga juga menawarkan peningkatan investasi dan kerja sama di bidang mineral kritis, serta kolaborasi di sektor keuangan dan ekonomi digital. Langkah ini menunjukkan upaya Indonesia untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih berimbang dan saling menguntungkan dengan AS.
Respon positif pun datang dari pihak AS. Bessent mengapresiasi respon cepat Indonesia atas penundaan tarif impor yang diumumkan sebelumnya. Lebih lanjut, AS juga menyatakan keinginan untuk memperkuat kerja sama dalam forum G20, mengingat AS akan memegang Presidensi G20 pada tahun 2026.
Pertemuan ini menunjukkan adanya strategi terencana dan terukur dari pemerintah Indonesia dalam menghadapi kebijakan proteksionis AS. Gerakan diplomasi yang dipimpin Prabowo di balik layar ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan internasional. Apakah strategi ini akan berhasil meredakan ketegangan dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.
Editor: Rockdisc