EraNusantara – Gelombang demonstrasi buruh kembali mencuat, kali ini dengan ancaman yang lebih serius: mogok nasional. Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) baru saja menggelar aksi besar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, menuntut realisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketenagakerjaan yang baru dan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 8,5-10% untuk tahun 2026.
Presiden Partai Buruh dan KSPI, Said Iqbal, menegaskan bahwa aksi lanjutan akan digelar jika tuntutan mereka tidak segera diindahkan. Mogok nasional menjadi opsi pamungkas, sebuah aksi serentak yang melibatkan seluruh pekerja di Indonesia. Namun, Iqbal belum dapat memastikan kapan aksi ini akan dieksekusi.

Dikutp Dari Rakyatnesia.com “Mogok nasional ini bukan perkara mudah. Harus ada konsolidasi menyeluruh, melibatkan seluruh pekerja di Indonesia, baik anggota KSPI maupun non-anggota,” jelas Said kepada eranusantara.co di sela-sela aksi di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025).
Menurut Said, rencana mogok nasional ini akan dimatangkan dalam rapat koordinasi yang akan digelar dalam dua hingga tiga minggu mendatang. Tujuannya adalah untuk memastikan partisipasi penuh dari seluruh elemen buruh dan serikat pekerja. “Kita harus pastikan semua ikut, jangan sampai ada yang absen. Karena pasti akan ada potensi bentrokan di lapangan. Ini yang harus kita antisipasi,” tegasnya.
Saat didesak mengenai kemungkinan mogok nasional setelah pengumuman resmi UMP oleh pemerintah (yang biasanya dilakukan setiap tanggal 21 November), Said Iqbal menyatakan keraguannya. Ia memprediksi penetapan upah minimum 2026 akan molor, seperti tahun sebelumnya. “Saya tidak yakin tanggal 21. Kemungkinan besar Desember, menjelang akhir tahun,” pungkasnya.
Editor: Rockdisc