EraNusantara – Raksasa teknologi Jepang, SoftBank, dikabarkan sepakat untuk menambah investasi signifikan ke OpenAI, perusahaan di balik kecerdasan buatan (AI) fenomenal, ChatGPT. Langkah ini memicu spekulasi luas tentang masa depan AI dan ambisi besar SoftBank di sektor ini.
Menurut laporan Reuters yang dikutip eranusantara.co, SoftBank berencana mengucurkan dana tambahan sebesar US$22,5 miliar atau setara dengan Rp373,5 triliun (dengan kurs Rp16.600 per dolar AS). Suntikan dana ini melengkapi investasi sebelumnya sebesar US$30 miliar yang dijanjikan hingga akhir tahun ini. Dengan demikian, total komitmen investasi SoftBank di OpenAI pada tahun 2025 mencapai US$40 miliar. Informasi ini pertama kali diungkapkan oleh situs berita teknologi Information pada hari Sabtu.

Keputusan strategis ini kabarnya telah disetujui oleh dewan direksi SoftBank, dengan satu syarat penting: OpenAI harus menyelesaikan restrukturisasi perusahaan. Restrukturisasi ini dipandang sebagai langkah krusial untuk membuka jalan bagi penawaran umum saham perdana (IPO) di masa depan. IPO ini tentu akan menjadi salah satu yang paling dinanti di pasar modal global, mengingat popularitas dan potensi disruptif ChatGPT.
Hingga saat ini, baik SoftBank maupun OpenAI belum memberikan komentar resmi terkait kabar ini. Namun, jika kabar ini benar, ini menunjukkan keyakinan besar SoftBank terhadap potensi jangka panjang OpenAI dan teknologi AI secara umum. Sebelumnya, SoftBank telah berkomitmen untuk mendanai OpenAI sebesar US$40 miliar selama tahun 2025. Pada bulan April, dana sebesar US$10 miliar telah dicairkan, dan SoftBank berjanji untuk menambah US$30 miliar lagi hingga akhir tahun.
Namun, investasi besar ini tidak tanpa syarat. OpenAI dituntut untuk beralih ke struktur nirlaba pada akhir tahun. Jika restrukturisasi ini gagal, jumlah investasi SoftBank akan dipangkas menjadi US$20 miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa SoftBank memiliki pertimbangan yang matang dan ingin memastikan keberlanjutan serta tata kelola yang baik di OpenAI. Langkah SoftBank ini semakin memanaskan persaingan di industri AI global dan berpotensi mengubah lanskap teknologi di masa depan.
Editor: Rockdisc